52 Week Blog Challenge – Week 8 : My Favorite Holiday

Liburan ini menjadi liburan favoriteku bukan hanya karena ini adalah honeymoon kedua kami setelah aku dan R resmi menjadi suami istri tapi juga karena ini adalah destinasi impian kami selama ini. Kami selalu tertarik dengan Jepang, mulai dari makanan, kebudayaan tradisional, moderenitas serta kecanggihan dan kekreatifan orang Jepang terutama dalam hal teknologi. Aku juga belum pernah nulis di post khusus tentang liburan kami Jepang kayaknya akan kutulis disini saja beberapa hal yang (mungkin) penting yang masih aku ingat.

Sebelum berangkat ke Jepang, aku harus apply visa wisata dengan suamiku sebagai sponsor selama aku disana. Proses pengajuan visa di kedutaan besar Jepang di Belanda juga cepat sekali asalkan semua dokumen lengkap dan visaku granted dalam waktu kurang dari 24 jam setelah aku memberikan dokumen yang disyaratkan ke pihak kedutaan. Suamiku sendiri ga perlu apply visa untuk masuk ke Jepang, WN Belanda mendapatkan privilege 90 hari bebas visa dari pemerintah Jepang. Kami liburan ke Jepang selama 3 minggu. Seminggu pertama kami mengunjungi Tokyo, lalu 4 hari di Osaka, 4 hari di Kyoto dan kembali lagi ke Tokyo. Selama di Tokyo kami menginap di hotel di Kamata yang cukup dekat dari pusat kota Tokyo. Walaupun cukup dekat ke pusat kota Tokyo tapi Kamata ini masih relatif lebih tenang, nyaman dan ga terlalu rame turis dibanding kawasan lainnya di sekitaran pusat kota Tokyo.

Jika kalian berencana untuk liburan ke Jepang ada baiknya membeli JR Pass jika kalian akan banyak menggunakan kereta di kereta terutama di kota-kota besar yang banyak jalur JR nya. JR Pass ini bisa digunakan seharian setiap hari selama jangka waktu tertentu. Lumayan untuk menghemat ongkos kereta. JR Pass ini bisa dibeli di bandara. Atau kalau bisa juga membeli tiket kereta secara ketengan di stasiun tapi penting sekali untuk tahu dan mengingat nomor stasiun tujuan karena di mesin pembelian tiket kereta di Jepang, stasiun tujuan dinamai dengan nomor bukan dengan huruf alfabet dan nomor stasiun tujuan itu juga yang menjadi harga tiket yang harus dibayar oleh calon penumpang. Nomor-nomor ini akan berubah-ubah sesuai jarak antar stasiun. Hal lain yang penting untuk diingat adalah setelah menggunakan tiket Shinkansen dan sampai di stasiun utama yang juga bisa menjadi stasiun transit karena kalian mau melanjutkan perjalanan ke kota/stasiun lain maka penting sekali untuk tetap menyimpan tiket Shinkansen kalian untuk bisa melewati gate ke peron selanjutnya. Kalau kalian kehilangan tiket kalian seperti yang terjadi pada suamiku, dia lupa mengambil kembali tiket Shinkansennya yang discan di gate saat kami tiba di Tokyo Central Stasiun (sistem scannya ini tiketnya dimasukan ke mesin, pintu gate terbuka, tiket akan keluar lagi di sisi lain gate) alhasil dia ga bisa melanjutkan perjalanan ke stasiun tujuan kami berikutnya. Kami harus melaporkan ke petugas di stasiun, membeli lagi tiket ke stasiun tujuan untuk 2 orang karena aku pun jadi ga bisa menggunakan tiket Shinkansenku lagi karena kami akhirnya menggunakan gate lain yang berbeda dengan gate trasnsit. Rempong, cyin.

Jika kalian berada di kendaraan umum di negara manapun, sebaiknya jaga sikap dan intonasi suara kalian supaya ga mengganggu penumpang lainnya. Apalagi di kereta di Jepang yang hening walaupun banyak penumpangnya, kalaupun mau ngobrol biasanya mereka akan mengobrol dengan penumpang lain atau menelpon sih boleh-boleh saja tapi pelankan suara kalian, mau mendengarkan musik atau nonton youtube dari hp atau tab juga boleh tapi pakailah headset/headphone, mau nyanyi juga ok tapi dalam hati saja ya. Waktu aku dan suami di kereta tapi kami duduk terpisah, banyak juga orang Jepang yang secara sukarela menawarkan untuk menukar seat supaya kami berdua bisa duduk bersebelahan. Ini nih ya hal kecil tapi berkesan sekali bagiku karena budaya orang Jepang yang selalu memikirkan kenyamanan orang lain. Kalau kalian ga sedang terburu-buru sebaiknya hindari untuk naik kereta di rush hour karena kereta akan selalu penuh sampai padat banget, panas dan bau ketiak. Wkwk.

Bawalah pakaian secukupnya saja karena disana banyak hotel yang menyediakan fasilitas mesin cuci dan mesin pengering pakaian yang bisa digunakan oleh tamu hotel hanya dengan membayar ¥1 per 1 kali pemakaian atau ¥1 untuk membeli deterjen pencuci pakaian dan mesinnya bisa dipakai secara gratis.

Budget untuk makan di Jepang masih bisa dibilang murah, rata-rata sekali makan bisa menghabiskan ¥1000 – ¥3000, ini kalau makanannya yang biasa saja ya kayak ramen, nasi dan lauk pauk atau sushi dari restaurant di pinggir jalan. Kalau dari restaurant mewah apalagi yang ada Michelin star nya mah lain lagi harganya. Untuk menghemat budget, gausah ambil paket breakfast dari hotel, kalian bisa beli breakfast di minimarket terdekat kayak Lawson atau 7-Eleven, kalian bisa beli berbagai macam roti atau sandwich, nasi atau onigiri, mie, bento box, buah, sayuran, daging, telur bahkan tahu. Porsinya pas untuk sarapan, harganya murah meriah dan rasanya juga enak-enak. Di beberapa minimarket juga menyediakan microwave untuk menghangatkan makanan dan ada yang namanya hot snack corner yang isinya ayam goreng, kentang goreng, hot dog, corn dog, dsb. Ada juga berbagai macam minuman yang wajib kalian coba kayak susu rasa pisang dan strawberry yang enaaak sekaliii.

Saat berbelanja turis akan mendapatkan privilege tax free, oleh karena itu jangan lupa minta nota tax free dan menempelkan di passport kalian ya supaya bisa menukarkan nota tax free ini dengan uang di Bandara sebelum kalian meninggalkan Jepang.

Kalau kalian punya SIM Lokal atau Internasional yang berlaku di Jepang, jangan lupa main go kart di jalanan di Akihabara. Suamiku bilang sih seru banget apalagi kalau mainnya malam. Aku sendiri belum pernah main go kart disana karena waktu itu aku belum punya SIM.

Apa lagi ya…

Oh iya berusaha dan berdoalah supaya kalian ga khilaf waktu ngeliat barang-barang lucu yang kok-kayaknya-penting-untuk-dibeli-padahal-ga-penting-penting-amat-sih-tapi-bentuknya-lucu-en-harganya-juga-murah-meriah yang banyak banget bertebaran di Jepang. Haha.

Kalau ada hal lain yang kuingat nanti akan aku tuliskan lagi di postingan selanjutnya karena ini saja sudah kepanjangan kan.

Oh iya liburan favoriteku lainnya adalah liburan kami ke Vatikan sebulan sebelum kami ke Jepang, ini adalah wisata rohani yang sangat spesial bagiku, Puji Tuhan, kamipun sempat melihat Pope Francis secara langsung dan dekat sekali. Dan satu lagi liburan favoriteku adalah libur lebaran di Indonesia, aku sering merasa rindu suasana ramadhan dan lebaran bersama keluargaku di Palembang.

Mari berjumpa lagi di postingan selanjutnya.

Tot ziens!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *